Sumber Maron


Sumber Maron tidak kalah elok dan indah dengan wisata natural alam lainnya, namun karena tempat ini belum begitu di kenal oleh masyarakat luas sehingga masih belum ramai di kunjungi wisatawan.

“Biasanya ramainya hari minggu saja, selain hari itu masih sepi” ungkap salah seorang penjual makanan di Sumber Maron.

Uniknya, air dari Sumber Maron juga membentuk air terjun kecil, sehingga pengunjung bisa bermain-main di jeramnya. Air terjun yang biasa disebut Grojogan Sewu oleh masyarakat sekitar tidak begitu tinggi. Ketinggiannya hanya sekitar 5-6 meter dan kemiringan sekitar kurang lebih 60 derajat.

Tempat wisata ini biasanya ramai hanya pada hari Minggu atau hari libur saja, selain hari itu keadaannya masih sepi. Untuk memasuki Sumber Maron tidak dipungut biaya, kecuali bagi mereka yang membawa kendaraan bermotor sangat murah yang dikenakan biaya parkir sebesar Rp 2.000. Menariknya, jika kita memandang sekitar lokasi Sumber Maron dari area tempat parkir, mata akan terasa sejuk dengan view berupa hamparan persawahan hijau yang luas. Pemandangan ini mirip dengan persawahan sistem terasering (subak) yang ada di Bali.






                               Jika ingin di pandu ke tempat wisata ini hubungi 085790913255

Tempat wisata ini bisa jadi belum begitu familiar di telinga anda. Sekedar informasi, Sumber Maron adalah tempat wisata alam edukasi berupa sumber mata air yang berada di Desa Karangsuko. Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Sebenarnya, letak wisata alam ini tak jauh dari pusat Kota Kecamatan Kepanjen yang saat ini menjadi ibukota Kabupaten Malang. Hanya sekitar 3 km ke arah timur dari Stadion Kanjuruhan Kepanjen. Dari jalan besar, anda akan mendapati palang bertuliskan tempat wisata ini. Untuk menuju lokasi, dari jalan raya anda harus berjalan sejauh 400 meter. Memasuki jalan desa Karangsuko, rasanya kita tak seperti memasuki daerah wisata pada umumnya. Jika biasanya banyak aneka penjaja makanan atau minuman dan juga beraneka jenis souvenir menghiasi pusat wisata, maka pemandangan itu tak akan kita jumpai. Di sisi kanan kiri rumah hanya tampak rumah-rumah penduduk yang berselingan dengan perkebunan tebu yang menjadi pemandangan umum masyarakat pedesaan. Namun, dugaan saya salah ketika pemandangan tempat parkir yang sangat luas tiba-tiba membentang. Beberapa mobil dan sepeda motor pun terjajar rapi. Jumlahnya tak terlalu banyak jika dibandingkan dengan tempat-tempat wisata lainnya.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ikromzzzt/merasakan-kesegaran-air-sumber-maron_54f3846d745513802b6c794e
Berlibur, berlibur, dan berlibur. Itulah kata yang ada di benak saya beberapa hari ini. Setelah menjalani aktivitas yang padat, kini liburan menjadi saat yang tepat untuk menyegarkan pikiran. Untungnya, saya tinggal di kota yang banyak sekali tempat-tempat wisata untuk dikunjungi. Baik wisata alam maupun wisata buatan. Kepadatan di obyek wisata Museum Angkut Namun, mengingat saat ini adalah saat-saat libur sekolah dan libur akhir tahun, tempat-tempat wisata yang cukup terkenal akan diserbu pengunjung. Benar saja, sabtu pekan kemarin, saat saya beserta rekan kuliah menyewa villa di kawasan Kota Wisata Batu, antrian kendaraan pun tak terelakkan. Ribuan pengunjung memadati tempat-tempat wisata favorit meski hujan mengguyur kawasan wisata di sana dengan cukup deras. Maka dari itu, setelah kegiatan di villa saya memutuskan melakukan jalan-jalan ke tempat yang tak terlalu ramai pengunjung. Dan akhirnya pilihan jatuh kepada Sumber Maron. Tempat wisata ini bisa jadi belum begitu familiar di telinga anda. Sekedar informasi, Sumber Maron adalah tempat wisata alam edukasi berupa sumber mata air yang berada di Desa Karangsuko. Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Sebenarnya, letak wisata alam ini tak jauh dari pusat Kota Kecamatan Kepanjen yang saat ini menjadi ibukota Kabupaten Malang. Hanya sekitar 3 km ke arah timur dari Stadion Kanjuruhan Kepanjen. Dari jalan besar, anda akan mendapati palang bertuliskan tempat wisata ini. Untuk menuju lokasi, dari jalan raya anda harus berjalan sejauh 400 meter. Memasuki jalan desa Karangsuko, rasanya kita tak seperti memasuki daerah wisata pada umumnya. Jika biasanya banyak aneka penjaja makanan atau minuman dan juga beraneka jenis souvenir menghiasi pusat wisata, maka pemandangan itu tak akan kita jumpai. Di sisi kanan kiri rumah hanya tampak rumah-rumah penduduk yang berselingan dengan perkebunan tebu yang menjadi pemandangan umum masyarakat pedesaan. Namun, dugaan saya salah ketika pemandangan tempat parkir yang sangat luas tiba-tiba membentang. Beberapa mobil dan sepeda motor pun terjajar rapi. Jumlahnya tak terlalu banyak jika dibandingkan dengan tempat-tempat wisata lainnya.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ikromzzzt/merasakan-kesegaran-air-sumber-maron_54f3846d745513802b6c794e
Berlibur, berlibur, dan berlibur. Itulah kata yang ada di benak saya beberapa hari ini. Setelah menjalani aktivitas yang padat, kini liburan menjadi saat yang tepat untuk menyegarkan pikiran. Untungnya, saya tinggal di kota yang banyak sekali tempat-tempat wisata untuk dikunjungi. Baik wisata alam maupun wisata buatan. Kepadatan di obyek wisata Museum Angkut Namun, mengingat saat ini adalah saat-saat libur sekolah dan libur akhir tahun, tempat-tempat wisata yang cukup terkenal akan diserbu pengunjung. Benar saja, sabtu pekan kemarin, saat saya beserta rekan kuliah menyewa villa di kawasan Kota Wisata Batu, antrian kendaraan pun tak terelakkan. Ribuan pengunjung memadati tempat-tempat wisata favorit meski hujan mengguyur kawasan wisata di sana dengan cukup deras. Maka dari itu, setelah kegiatan di villa saya memutuskan melakukan jalan-jalan ke tempat yang tak terlalu ramai pengunjung. Dan akhirnya pilihan jatuh kepada Sumber Maron. Tempat wisata ini bisa jadi belum begitu familiar di telinga anda. Sekedar informasi, Sumber Maron adalah tempat wisata alam edukasi berupa sumber mata air yang berada di Desa Karangsuko. Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Sebenarnya, letak wisata alam ini tak jauh dari pusat Kota Kecamatan Kepanjen yang saat ini menjadi ibukota Kabupaten Malang. Hanya sekitar 3 km ke arah timur dari Stadion Kanjuruhan Kepanjen. Dari jalan besar, anda akan mendapati palang bertuliskan tempat wisata ini. Untuk menuju lokasi, dari jalan raya anda harus berjalan sejauh 400 meter. Memasuki jalan desa Karangsuko, rasanya kita tak seperti memasuki daerah wisata pada umumnya. Jika biasanya banyak aneka penjaja makanan atau minuman dan juga beraneka jenis souvenir menghiasi pusat wisata, maka pemandangan itu tak akan kita jumpai. Di sisi kanan kiri rumah hanya tampak rumah-rumah penduduk yang berselingan dengan perkebunan tebu yang menjadi pemandangan umum masyarakat pedesaan. Namun, dugaan saya salah ketika pemandangan tempat parkir yang sangat luas tiba-tiba membentang. Beberapa mobil dan sepeda motor pun terjajar rapi. Jumlahnya tak terlalu banyak jika dibandingkan dengan tempat-tempat wisata lainnya.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ikromzzzt/merasakan-kesegaran-air-sumber-maron_54f3846d745513802b6c794e

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sumber Sira